Home » » Kisah Nyata 2 Pasukan Berperang Di Film Black Hawk Down

Kisah Nyata 2 Pasukan Berperang Di Film Black Hawk Down




 Waphalimz - Ceritanya berkisah pada dua orang badass yang bertempur di Mogadishu, Somalia. Sebuah pertempuran yang memberikan sebuah pelajaran berharga bagi tentara Amerika, yaitu, jangan pernah meremehkan misimu, sekalipun itu misi kecil. Pasalnya, operasi militer di Mogadhisu yang seharusnya hanya berjalan hanya 2 jam, molor menjadi 12 jam lebih karena buruknya persiapan dan jatuhnya heli angkut Black Hawk. Mungkin permasalah yang terjadi di operasi Mogadishu akan kami bahas di artikel lain, karena sekarang kami akan menceritakan duet sniper yang mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan rekannya.



3 Oktober 1993, saat itu pasukan Amerika yang dikerahkan dalam operasi Gothic Serpent berencana untuk melakukan penangkapan terhadap para penasihat Farrah Aidid. Operasinya terdengar sederhana, datang melalui udara, menurunkan pasukan di tempat operasi, menangkap target dan melakukan evakuasi dengan kendaraan ringan atau heli angkut. Sebuah misi yang diperkirakan berjalan maksimal 2 jam. Saat itu Sergeant First Class Randall David Shughart atau “Randy”, menenteng sebuah M14 yang dilengkapi dengan alat bidik Aimpoint dengan perbesaran dekat. Beberapa temannya meledek Randy yang membawa M14 tersebut sebagai senapan runduk gagal yang hanya bisa dipakai menembak tikus. Mendengar ledekan tersebut, Randy hanya tersenyum. Nantinya, konfigurasi inilah yang akan membuat Randy menjadi seorang Marksman yang efektif membantai lawannya di pertempuran urban. Selain Randy, ada seorang sniper lagi yang ikut operasi tersebut, namanya adalah Master Sergeant Gary Gordon, partner Randy dalam tugasnya memberikan dukungan tembakan presisi dari udara ke darat.

Kondisi lapangan yang semula aman terkendali, berubah total ketika pasukan Amerika dihujani tembakan dan RPG. Tercatat ada dua heli angkut yang tersengat RPG dan jatuh menghujam bumi, salah satunya adalah sebuah Black Hawk dengan kode sandi Super Six-Four. Saat Super Six-Four jatuh, Randy dan Gordon melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana seorang Warrant Officer Durant, berjuang dengan MP5-nya menghadapi terjangan para militan. Melihat kondisi tersebut, Gordon membuat sebuah permintaan yang nekat. Dia meminta agar dirinya dan Randy di turunkan di crash site guna membantu Durant dan siapapun yang selamat. Permintaan pertama ditolak. Permintaan kedua tetap ditolak dengan alasan seharusnya tembakan bantuan bisa dilakukan dari udara. Melihat kondisi yang semakin genting, Gordon tetap mengulangi permintaannya dan kali ini dikabulkan. Saat permintaanya dikabulkan, Gordon dan Randy sadar, ini adalah misi bunuh diri. Merka bukanlah Gandalf yang menyelamatkan pertempuran dengan kuda putihnya dan cahaya yang menyilaukan. Begitu mereka menyentuh tanah, mereka akan sendirian, terlepas dari bantuan teman-teman mereka yang sedang bertempur di sisi lain kota Mogadishu.

Landing Zone terlalu berbahaya, sehingga akhirnya Gordon dan Randy harus melompat dari atas heli yang melayang 100 meter dari tanah. Entah karena keberuntungan atau ke “badass-an” mereka, saat Randy dan Gordon menyentuh tanah, sebuah RPG menghantam pintu heli mereka dan menyebabkan kerusakan dahsyat dan melukai orang-orang yang di dalamnya. Pilot heli yang ditumpangi Randy dan Gordon berhasil pulang ke pangkalan dengan kondisi yang mengenaskan. Pilotnya tertembak di pundak dan co-pilot pingsan tidak sadarkan diri. Cerita kembali ke Gordon dan Randy. Benar saja, senjata M14 yang dilengkapi dengan Aimpoint Randy menunjukkan tajinya sebagai DRM. Dengan tembakan single tap dan double tap, Gordon dan Randy menghabisi para militan satu persatu.

Durant yang bertahan dengan MP5 di bagian moncong heli mendengar kalimat, “Damn I’m hit!”. Beberapa saat kemudian, ada seorang Delta Ops, menghampiri Durant dengan muka datar, menyerahkan sebuah senapan serbu sambil menanyakan di mana letak amunisi tambahan. Durant menjelaskan tentang kotak M16 yang di simpan di tengah-tengah bangku penumpang. Masih dengan muka datar, Delta Ops tersebut mengambil cadangan peluru yang dimaksud sambil berkata, bantuan akan segera datang. Saat kembali ke posisinya, Delta Ops tersebut sempat mengucapkan “good luck” pada Durant. Yang jelas, tidak lama setelah itu, Delta Ops terakhir yang mempertahankan crash site, berhasil ditaklukan oleh para militan. Durant sendiri tertangkap dan dipenjara sampai krisis Somalia berakhir. Tapi tanpa pengorbanan Randy dan Gordon, Durant tidak akan pernah selamat.

Ketika kamu berhadapan dalam situasi seperti itu, kamu akan merasakan sebuah perasaan yang menggambarkan dengan gamblang sebuah konsep keprajuritan. Bahwa saya tidak berjuang untuk negara saya lagi, saya tidak berjuang untuk gaji saya, saya tidak berjuang untuk bendera saya. Saya hanya berjuang untuk orang yang ada di sebelah saya. Saya berjuang untuk rekan-rekan saya. Saya akan melakukan apa pun agar kita bisa keluar dari sini hidup-hidup. 

4 comments:

  1. Warrant officer emg bisa jadi pilot ya ?? Setau saya minimal letnan yg bisa jadi pilot, sementara warrant officer di bawah letnan alias bintara , koreksi jika saya salah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, setahu saya jg demikian, tp mungkin di kemiliteran amerika dgn pangkat wo atau cwo mereka sudah bertugas layaknya perwira setingkat letnan. Wo/cwo menurut saya sudah dilatih atau dibekali dgn pelatihan khusus agar mampu melaksanakan tugas yg lebih spesifik.

      Delete